EKOLOGI
Reklamasi Teluk Benoa


Pembangunan berkelanjutan untuk dapat mensejahterakan seluruh rakyat demi kemajuan bangsa dan negara merupakan cita-cita ideal dalam memulai suatu pembangunan. Namun untuk dapat mewujudkan idealisme seperti itu dengan kondisi masyarakat yang begitu dinamis bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Rencana reklamasi tanjung benoa di Pulau Bali merupakan salah satu contoh ketidaksesuaian pemikiran kalangan elite dengan rakyat jelata. Konflik antara kebutuhan hidup dasar bagi nelayan yang ingin mempertahankan wilayahnya sebagai daerah konservasi dengan tuntutan pemerintah daerah yang senantiasa berupaya memajukan Bali sebagai tujuan wisata nasional menjadi menarik. Konsep pembangunan dan keadilan terkait dengan etika pembangunan menjadi dasar teori yang digunakan dalam membahas problematika yang terjadi pada kasus ini.
Pengurukan untuk pulau baru / mega proyek perencanaan reklamasi di daerah konservasi teluk benoa menjadi pulau private ini mengundang banyak pertentangtan.
Terutama masyarakat bali yang amat lekat akan budaya dan tri hita karana dimana penduduk bali yang cinta akan kelestarian alam.
Masyarakat bali dan beberapa profesor Universitas Udayana berangapan, jika terlaksananya pengurukan untuk pulau baru / reklamasi ini akan menyebabkan turunya kualitas lingkungan hidup dan turunya kualitas kehidupan masyarakat, bukan hanya generasi sekarang tapi juga generasi yang akan datang.
Makadaripada itu masyarakat bali dan orang orang yang tidak setuju akan reklamasi di daerah konservasi teluk benoa ini menentang akan realisasi mega proyek dengan berbagai aksi turun kejalan dan menyuarakan melalui media sosial dan media cetak.



0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers