Analisa Perbandingan Efisiensi Energi Dari Penempatan Rangkaian Pengontrol Kecepatan Motor Induksi Kapasitor Running Satu Fasa, 220 Volt, 30 Watt, 1370 RPM, Yang Terhubung Pada Suplai Dengan Yang Terhubung Pada Main Winding

Abstrak

            Analisa rangkaian pengontrol kecepatan motor induksi kapasitor running satu fasa, 220 Volt, 30 Watt, 1370 Rpm, yang terhubung pada suplai dengan yang terhubung pada kumparan utama (main winding). Pengujian yang dilakukan adalah mengamati besarnya torsi, arus, cos ɸ, daya input dan efesiensi pada berbagai kecepatan motor. Dari hasil pengujian terhadap dua rangkaian pengontrol kecepatan yang ditempatkan pada kumparan utama (main winding) dan suplai didapatkan bahwa rangkaian pengontrol kecepatan di kumparan utama (main winding) 10% lebih efisien dibandingkan dengan yang ditempatkan pada suplai.

            Pengontrol kecepatan yang diletakan pada main winding tidak mempengaruhi tegangan input pada auxiliary winding, hal inilah yang menyebabkan penempatan pengontrol pada main winding menjadi lebih efisien.


Pendahuluan
            Motor induksi dengan kapasitor running adalah jenis motor yang banyak digunakan untuk aplikasi sehari-hari maupun untuk aplikasi industri. Pengontrolan kecepatan sangat diperlukan apabila motor tersebut akan digunakan untuk kecepatan yang diinginkan. Pengontrolan yang dilakukan haruslah mempunyai efisiensi energi yang baik. Jenis pengontrolan biasanya   dilakukan dengan menggunakan triac yang terhubung langsung pada sumber. Selain itu adapula pengon- trolan yang dilakukan dengan menghubung- kan triac pada main winding. Dari kedua jenis pengontrolan ini akan dibandingkan rangkaian manakah yang mempunyai efesiensi energi paling baik.
Konsep Dasar Pengaturan Kecepatan Motor
Ada beberapa cara atau metoda untuk mengatur kecepatan putaran motor induksi yaitu  :
1.      Pengaturan tahanan luar pada rotor
2.      Merubah jumlah pasang kutub
3.      Merubah tegangan yang diberikan ke motor
4.     Merubah frekwensi yang diberikan ke motor
            Pada pengontrol kecepatan motor yang digunakan pada makalah ini adalah pengotrol kecepatan yang dilakukan dengan mengubah tegangan yang diberikan ke motor. Komponen utama yang digunakan dalam pengontrolan ini adalah triac.




Metoda penempatan pengontrol kecepatan


Gambar 1. Pengontrol Kecepatan Diletakan Pada Suplai


Gambar 2. Pengontrol Kecepatan Diletakan Pada Main Winding

Dari gambar diatas  terlihat  bahwa  pada  gambar 1, rangkaian pengontrol  kecepatan  yang  diletakan pada suplai akan mengatur besarnya tegangan pada kumparan utama (main  winding) dan kumparan bantu (auxiliary winding) sedang- kan pada gambar 2, rangkaian pengontrol hanya mengatur besarnya tegangan pada kumparan  utama (main winding).

Pengambilan data pada motor terbeban
          Dari hasil pengukuran motor yang terbeban didapatkan berbagai macam karakteristik dari penempatan rangkaian pengatur kecepatan yang berbeda. Gambar dibawah menunjukan grafik karakteristik Arus, cos ɸ, P input, Torsi, dan Efisiensi motor. Rangkaian pengontrol kecepatan yang terhubung pada suplai disebut sebagai rangkaian 1 dan rangkaian yang terhubung pada main winding disebut sebagai rangkaian 2.

Gambar 3. Grafik Karakteristik Arus Sebagai Fungsi Kecepatan


Gambar 4. Grafik Karakteristik Cos j Sebagai Fungsi Kecepatan

Gambar 5. Grafik Karakteristik P Input Sebagai Fungsi Kecepatan

 
Gambar 6. Grafik Karakteristik Torsi Sebagai Fungsi Kecepatan

Gambar 7. Grafik Karakteristik Efisiensi Sebagai Fungsi Kecepatan

          Bentuk grafik karakteristik arus sebagai fungsi kecepatan pada gambar 3 memperlihatkan bahwa pada kecepatan dibawah kecepatan nominal (1000 – 1200 rpm) arus pada rangkaian I lebih besar rata-rata 0,01% dari pada rangkaian II sedangkan pada kecepatan mendekati kecepatan nominal arus pada rangkaian I sama dengan arus pada rangkaian II.
          Dari gambar 4 terlihat bahwa pada rangkaian 2 memiliki cos ɸ yang lebih baik rata-rata 0,029 dibandingkan dengan rangkaian 1. Hal ini terjadi, karena pada penempatan rangkaian 2 membuat kapasitor yang terhubung pada auxiliary winding menjadi tidak ikut dikontrol sehingga kapasitor bisa memperbaiki faktor daya motor, tetapi hal ini tidak terjadi pada rangkaian 1.
          Dari gambar 5 terlihat bahwa pada rangkaian 2 mempunyai daya input yang lebih kecil rata-rata 0,92 watt dibandingkan dengan rangkaian 1pada putaran rendah.
          Dari gambar 6 terlihat bahwa pada rangkaian 2 memiliki torsi yang lebih besar rata-rata 0,0015 N-m dibandingkan dengan rangkaian 1.
          Dari gambar 7 terlihat bahwa pada rangkaian 2 memiliki efisiensi yang lebih baik rata-rata 15% dibandingkan dengan rangkaian 1.

Analisa Bentuk Gelombang
          Berikut ini akan diambil bentuk-bentuk gelom- bang, dimana titik-titik pengambilannya di berikan   pada gambar 8 dan gambar 12.

Gambar 8. Titik Pengukuran Rangkaian   1

 
Gambar 9. Bentuk Gelombang Main Winding Dititik 3-4 Pada   Rangkaian 1

 
Gambar 10. Bentuk Gelombang Kapasitor Dititik 4-5 Di Rangkaian 1

Gambar 11. Bentuk Gelombang Di Auxiliary Winding Pada Titik 3-5 Di Rangkaian 1


Gambar 12. Titik Pengukuran Rangkaian 2

Gambar 13. Bentuk Gelombang Main Winding Di Titik 2-3 Pada Rangkaian 2

Gambar 14. Bentuk Gelombang Kapasitor Di Titik 4-5 Pada Rangkaian 2

 
Gambar 15. Bentuk Gelombang Di Auxiliary Winding Pada Titik 2-5 Di Rangkaian 2

Analisa Gambar Gelombang pada Rangkaian 2:
          Bentuk gelombang pada gambar 9 dan 13 adalah gambar gelombang pada main winding. Karena tegangannya yang turun, maka kecepatan motor turun juga, gambar tersebut diambil pada kecepatan 1100 Rpm.

          Bentuk gelombang pada gambar 10 dan 14 adalah bentuk gelombang pada kapasitor, terlihat pada rangkaian 1 bentuk gelombangnya ter- pengaruh oleh rangkaian pengontrol kecepatan, sedangkan pada rangkaian 2 tidak.

          Bentuk gelombang pada gambar 11 dan 15 adalah bentuk gelombang diauxiliary winding, disini terlihat jelas bahwa pada rangkaian 1 bentuk gelombangnya terdistorsi akibat rangkaian pengontrolnya, sedangkan  pada  rangkaian 2 tidak.

Kesimpulan
1.      Rangkaian pengontrol kecepatan yang ter- hubung pada main winding   menunjukan tingkat efisiensi yang lebih baik sebesar 15 % dibandingkan dengan rangkaian pengontrol yang terhubung pada suplai.
2.      Rangkaian yang terhubung pada main winding mempunyai torsi yang sedikit lebih baik yaitu sebesar 0.0015 N-m dibandingkan dengan rangkaian yang terhubung pada   suplai
3.      Pada Rangkaian yang terhubung pada main winding, Cos ɸ yang dihasilkan lebih baik sebesar 0.029 dibandingkan dengan Rang- kaian yang terhubung pada suplai.
4.       Dari bentuk gelombang yang terukur menunjukan    bahwa    pada    rangkaian   yang terhubung pada main winding, tegangan dikapasitornya tidak ikut terkontrol, hal inilah yang menyebabkan motor mempunyai tingkat efesiensi yang lebih baik.


Daftar Pustaka

[1] Berahim,  Hamzah.,  Pengantar   Teknik Tenaga Listrik., Yogyakarta : Andi Offset, 1996.
[2] Herman, Stephen  L.,  Electronics  for Industrial Electricians, New York : Delmar Publisher  Inc, 1989.
[3] Maloney, Timothy J., Industrial Solid-State Electronics, Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall,  Inc.1979.
[4] Morris, Noel.., Industrial Electronics, New York :Tata McGraw-Hill Publishing  Company  Ltd. 1979.
[5] Richardson,Donald V., Rotating Electric Machinery and Transformer Technology, Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, Inc.1987.
[6].  Sundareswaran,K.,   An   Improved    Energy- Saving Scheme for Capacitor Run Induction Motor, IEEE Transactions on Industrial Electronics, Vol 48, No.1, February   2001
[7]. Theraja, B.L., Text Book of Electrical Techonology,  New  Delhi;  Publication Division of Nirja Construction & Development, 1984.
[8]. Wildi, Theoodore., Electrical Machines, Drives, and Power Systems, Englewood Cliffs,  N.J.:  Prentice-Hall, Inc.1991.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers